Halaman

    Social Items

Komunitas Weron People

 

weronpeople.my.id - Menurut Mukhlis (2007:1) “pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya dibebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, genrasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara berkelanjutan”.

Sejarah mencatat peran pemuda sangat signifikan dalam perkembangan Bangsa Indonesia, dimulai pada tahun 1902 para pemuda yang tergabung dalam Budi Utomo memulai kesadaran pentingnya pendidikan bagi generasi muda, dilanjutkan pada tahun 1928 lewat Sumpah Pemuda yang membangun kesadaran akan persatuan dan nasionalisme dan tahun 1998 sebagai momentum dalam memperjuangkan demokrasi dan kesejahteraan rakyat.

Jika dirunut kembali sebenarnya masih banyak peran pemuda dalam upaya membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik, sebut saja Agustus tahun 2024 lalu, pemuda dengan berbagai elemen masyarakat dengan beragam gerakannya lewat Peringatan Darurat mampu menggagalkan sekelompok oligarki yang ingin mengakali konstitusi demi dinasti.

Tak melulu soal politik, semua bidang butuh peran serta pemuda agar perubahan positifnya segera terasa. Bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan juga butuh keterlibatan lebih banyak manusia berjiwa muda sehingga mampu mendobrak kebuntuan akan ide, ribetnya birokrasi dan lambatnya gerakan serta keperpihakan jika hanya mengandalkan peran pemerintah.

Namun, catatan penting yang ingin saya berikan lewat tulisan ini tepat di Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2024 bahwa pemuda bukanlah sesosk Superman yang mampu menyelesaikan semua masalah bangsa dengan seorang diri. Toh kalau merujuk pada DC Universe bahkan Superman sekalipun butuh tim bernama Justice League untuk mengatasi masalah yang lebih besar.

Menurut saya setidaknya kita butuh tiga hal agar perubahan menuju bangsa yang lebih baik bisa segera terwujud dengan dampak yang lebih luas yaitu karakter inovatif, adaptif dan kolaboratif.

Pertama inovatif, banyak masalah kecil yang akhirnya jadi kronik akibat tak segera ditangani butuh ide-ide yang inovatif agar bisa diselesaikan secara efisien. Sebut saja misalnya uapaya memutus rantai kemiskinan, tidak bisa hanya mengandalkan satu solusi saja dan programnya juga harus disesuaikan dengan sasarannya.

Mereka yang sama sekali tidak punya pekerjaan diberikan pelatihan dan akses terhadap lowongan pekerjaan, mereka yang sudah berwirausaha dibantu modal, jaringan dan pengetahuan untuk pengembangan dan gerasi muda dengan potensi akademik dari keluarga tidak mampu dibantu dengan beasiswa dengan tujuan kelak bakal mendapatkan pekerjaan yang baik sehingga jadi agen pemutus rantai kemiskinan.

Kedua adaptif, ide-ide kreatif di atas kadang dalam pelaksanaannya bakal menemukan kendal di lapangan seiring dengan perkembangan situasi di masyarakat. Maka karakter adaptif harus dimiliki sehingga mampu meyesuaikan diri dengan cepat.

Dahulu poster, selebaran dan spanduk adalah alat paling efektif dalam mempromosikan jualan. Hari ini masyarakat lebih banyak menatap layak handphone dan bercengkrama di media sosial yang artinya agar promosi lebih efektif harus disesuaikan dengan audiennya. Maka pelaku usaha harus mau dan mampu adaptasi dengan perkembangan sehingga dapat hasil yang maksimal.

Tidak mudah memang, karena penerapan karakter adaptif ini butuh keterbukaan pikiran akan hal-hal baru, tidak cepat berpuas diri dan kemauan keras untuk belajar lagi.

Terakhir kolaborasi, hari ini sudah gak jaman lagi melakukan semua seorang diri. Selain energi yang bakal terkuras di tengah jalan, secara kemampuan mustahim seorang diri menguasai semua hal. 

Bekerjasama dengan pirnsip saling menguntungkan tidak pernah salah, justru dengan kolaborasi sebuah pekerjaan akan semakin ringan, bisa mendapatkan banyak masukan karena dipikirkan banyak kepala dan menambahkan jaringan tentunya.

Jadi untuk sobat pembaca, para gerasi muda yang ingin berperan dalam menciptakan msa depan yang lebih baik mari kita lihat diri kita sendiri, sudahkan kita memilki tiga karakter di atas? Jika belum ayo segera lakukan.


Penulis: 
Achmad Munandar

*Artikel ini telah diikutsertakan pada Lomba Menulis Alumni Great Edunesia, bisa bibaca lewat tautan berikut ini: education.co.id





Inovatif, Adaptif dan Kolaboratif Tiga Syarat Peran Maksimal Pemuda Masa Depan

 

weronpeople.my.id - Menurut Mukhlis (2007:1) “pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya dibebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, genrasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara berkelanjutan”.

Sejarah mencatat peran pemuda sangat signifikan dalam perkembangan Bangsa Indonesia, dimulai pada tahun 1902 para pemuda yang tergabung dalam Budi Utomo memulai kesadaran pentingnya pendidikan bagi generasi muda, dilanjutkan pada tahun 1928 lewat Sumpah Pemuda yang membangun kesadaran akan persatuan dan nasionalisme dan tahun 1998 sebagai momentum dalam memperjuangkan demokrasi dan kesejahteraan rakyat.

Jika dirunut kembali sebenarnya masih banyak peran pemuda dalam upaya membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik, sebut saja Agustus tahun 2024 lalu, pemuda dengan berbagai elemen masyarakat dengan beragam gerakannya lewat Peringatan Darurat mampu menggagalkan sekelompok oligarki yang ingin mengakali konstitusi demi dinasti.

Tak melulu soal politik, semua bidang butuh peran serta pemuda agar perubahan positifnya segera terasa. Bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan juga butuh keterlibatan lebih banyak manusia berjiwa muda sehingga mampu mendobrak kebuntuan akan ide, ribetnya birokrasi dan lambatnya gerakan serta keperpihakan jika hanya mengandalkan peran pemerintah.

Namun, catatan penting yang ingin saya berikan lewat tulisan ini tepat di Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2024 bahwa pemuda bukanlah sesosk Superman yang mampu menyelesaikan semua masalah bangsa dengan seorang diri. Toh kalau merujuk pada DC Universe bahkan Superman sekalipun butuh tim bernama Justice League untuk mengatasi masalah yang lebih besar.

Menurut saya setidaknya kita butuh tiga hal agar perubahan menuju bangsa yang lebih baik bisa segera terwujud dengan dampak yang lebih luas yaitu karakter inovatif, adaptif dan kolaboratif.

Pertama inovatif, banyak masalah kecil yang akhirnya jadi kronik akibat tak segera ditangani butuh ide-ide yang inovatif agar bisa diselesaikan secara efisien. Sebut saja misalnya uapaya memutus rantai kemiskinan, tidak bisa hanya mengandalkan satu solusi saja dan programnya juga harus disesuaikan dengan sasarannya.

Mereka yang sama sekali tidak punya pekerjaan diberikan pelatihan dan akses terhadap lowongan pekerjaan, mereka yang sudah berwirausaha dibantu modal, jaringan dan pengetahuan untuk pengembangan dan gerasi muda dengan potensi akademik dari keluarga tidak mampu dibantu dengan beasiswa dengan tujuan kelak bakal mendapatkan pekerjaan yang baik sehingga jadi agen pemutus rantai kemiskinan.

Kedua adaptif, ide-ide kreatif di atas kadang dalam pelaksanaannya bakal menemukan kendal di lapangan seiring dengan perkembangan situasi di masyarakat. Maka karakter adaptif harus dimiliki sehingga mampu meyesuaikan diri dengan cepat.

Dahulu poster, selebaran dan spanduk adalah alat paling efektif dalam mempromosikan jualan. Hari ini masyarakat lebih banyak menatap layak handphone dan bercengkrama di media sosial yang artinya agar promosi lebih efektif harus disesuaikan dengan audiennya. Maka pelaku usaha harus mau dan mampu adaptasi dengan perkembangan sehingga dapat hasil yang maksimal.

Tidak mudah memang, karena penerapan karakter adaptif ini butuh keterbukaan pikiran akan hal-hal baru, tidak cepat berpuas diri dan kemauan keras untuk belajar lagi.

Terakhir kolaborasi, hari ini sudah gak jaman lagi melakukan semua seorang diri. Selain energi yang bakal terkuras di tengah jalan, secara kemampuan mustahim seorang diri menguasai semua hal. 

Bekerjasama dengan pirnsip saling menguntungkan tidak pernah salah, justru dengan kolaborasi sebuah pekerjaan akan semakin ringan, bisa mendapatkan banyak masukan karena dipikirkan banyak kepala dan menambahkan jaringan tentunya.

Jadi untuk sobat pembaca, para gerasi muda yang ingin berperan dalam menciptakan msa depan yang lebih baik mari kita lihat diri kita sendiri, sudahkan kita memilki tiga karakter di atas? Jika belum ayo segera lakukan.


Penulis: 
Achmad Munandar

*Artikel ini telah diikutsertakan pada Lomba Menulis Alumni Great Edunesia, bisa bibaca lewat tautan berikut ini: education.co.id





Tidak ada komentar